Kisah Cintaku
Begitulah kisah cintaku, hanya cinta
satu arah. Aku sungguh tak mengerti dengan hatiku sendiri kenapa aku masih
mencintai orang yang jelas-jelas menyia-nyiakan hatiku. Aku termenung pada
dinginnya malam, sendiri dan terus seperti ini.
Aku menatap langit malam tanpa
bintang dan bulan, seperti hati ini kosong tanpa ada yang mengisi. Rasanya
sudah lama sejak aku putus dengan dia, orang yang paling aku cinta, orang yang
mendapatkan hatiku pertama kali dan dia juga yang pertama kali membuat hatiku
terluka, namun luka yang ia buat terlalu dalam hingga masih membekas dalam
hati.
Kata-katanya masih teringat jelas
dalam ingatanku “aku tak pantas untukmu, maafkan aku tidak bisa bersamamu”.
Hingga saat ini aku tak bisa mengerti apa yang ada di pikirannya setelah waktu
yang telah kita lewati bersama, bagaimana usahanya mendapatkan hatiku,
meyakinkan aku bahwa dia laki-laki yang pantas untukku. Tapi entah kenapa dia
masih ada dalam ingatanku mungkinkah karena aku masih cinta atau karena luka
ini terlalu dalam.
Lima tahun yang aku sia-siakan
mencintainya, dinginnya angin malam merasuki tubuhku, aku segera bangkit
meninggalkan teras.
***
Dering alarms membangunkan ku, aku
melihat jam “untung tidak kesiangan” kataku sambil menghembuskan napas lega.
Aku segera bergegas menyiapkan diri,
hari ini pasti suasana kantor ramai karena deadline untuk terbitnya majalah
tinggal beberapa hari.
Namaku sekar aku bekerja sebagai crew
editing di sebuah majalah fesyen yang sedang berkembang.
“sekar, tunggu” teriak aldi sambil
berlari menghampiriku.
“tumben ngga telat, apa tidurmu
semalam nyenyak, apa semalam kau memimpikanku” katanya sambil meledekku.
Aldi adalah teman sekantorku, dia
teman baikku selama aku bekerja disini dialah orang yang selalu membantuku
bahkan sangkin akrabnya kita sampai digosipkan pacaran oleh teman-teman satu
kantor, ini semua karena tingkahnya yang selalu memperlakukan aku seperti
pacarnya. Aku tahu selama ini dia bertingkah seperti itu karena dia tahu masalah
yang aku hadapi dengan dito. Dito adalah mantanku dia teman satu kuliahku dulu,
lima tahun kami pacaran dan dua tahun sudah sejak kita putus tidak pernah lagi
aku mendengarkan kabar tentang dia, bahkan teman satu kampuspun tidak tahu dia
kemana, rumah orang tuanya dijual sejak kita putus.
Entahlah apa yang terjadi dengannya,
terakhir aku dengar dari temannya dia sudah menikah.
“hello, pagi-pagi sudah ngelamun”
suara aldi menyadarkanku.
“oh iya maaf al” jawabku.
“oh ya, nanti setelah pulang dari
kantor lu ada acara ngga?” kata aldi.
“emangnya kenapa al, mau traktir gua
ya?” kataku sambil menyodokkan lenganku.
“wah, sejak kapan lu belajar
ngeramal, ko bisa tahu kalu gua mau ngajak lu makan sekalian ada yang mau gua
omongin kar, bagaimana lu maukan?” jawabnya.
“kalau urusan makan gua ngga ada
kompromi, lu kan tahu” jawabku sambil keluar dari lift.
Bersambung……